Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kebidanan. Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Menempatkan
orang-orang yang menggunakan pelayanan kesehatan pada pusat asuhan telah
menjadi kebijakan pemerintah dalam 10 tahun terakhir, salah satunya pelayanan
yang berpusat pada wanita. Wanita dalam paradigma kebidanan sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-kultural yang utuh dan unik mempunyai kebutuhan dasar yang
bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kritikan dari sebagian
wanita yang menggunakan pelayanan maternitas bahwa kebutuhan mereka tidak
terpenuhi. Kesimpulannya adalah bahwa wanita dan bayinya harus menjadi pusat
asuhan dan pelayanan maternitas harus tersedia disekitar mereka.
Yang
sangat penting adalah perpindahan menuju ketetapan pelayanan yang lebih
sensitif serta melibatkan wanita dalam perencanaan dan pemantauan pelayanan,
juga mampu menentukan elemen-elemen perawatan yang mereka terima. Pengembangan
komunikasi adalah kunci pelayanan yang lebih sensitif dan responsif. Sikap etis
profesional dalam berkomunikasi akan mewarnai setiap langkah bidan, termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul pada asuhan yang
diberikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan konseptual model atau
teori-teori yang mempengaruhi praktek kebidanan sehingga wawasan seorang bidan
semakin luas.
A.
Teori dan Model Konseptual
Asuhan Kebidanan
1.
Pengertian
a.
Konsep
adalah
penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji
melalui observasi atau penelitian.
b.
Model
adalah
contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
c.
Model kebidanan
adalah
suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
d.
Konseptual Model
·
Gambaran abstrak suatu ide
yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
·
Menunjukkan pada ide global
tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang menarik untuk suatu
ilmu.
·
Model memberi kerangka
untuk memahami dan mengembangkan praktek untuk membingbing tindakan dalam
pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam
penelitian
2.
Model dalam kebidanan
berdasarkan pada 4 elemen:
a.
Orang (wanita, ibu,
pasangan, dan orang lain)
b.
Kesehatan
c.
Lingkungan
d.
Kebidanan
3.
Model kebidanan dapat digunakan
untuk:
a.
Menyatukan data secara
lengkap
1)
Tindakan sebagai bantuan
dalam komunikasi antara bidan dan pemimpin
2)
Dalam pendidikan untuk
mengorganisasikan program belajar
3)
Untuk komunikasi bidan
dengan klien
b.
Menjelaskan siapa itu bidan,
apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan untuk:
1)
Mengembangkan profesi
2)
Mendidik mahasiswa bidan
3)
Komunikasi dengan klien dan
pimpinan
4.
Komponen Model Kebidanan
Model Kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu:
1.
Memonitor kesejahteraan ibu
2.
Mempersiapkan ibu dengan
memberikan pendidikan dan konseling
3.
Intervensi teknologi
seminimal mungkin
4.
Mengidentifikasi dan member
bantuan obstetric
5.
Lakukan rujukan
B.
Beberapa Macam Model Kebidanan
1.
Model dalam mengkaji
kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit
yang penting, yaitu:
a.
Ibu dalam keluarga
b.
Konsep kebutuhan
c.
Partnership
d.
Faktor Kedokteran dan
keterbukaan
2.
Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya
adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan sehingga
dipertanyakan dalam model ini adalah “Dapatkah dengan mudah dipahami dan
dapatkah dipakai dalam praktek?”
3.
Model sehat ini untuk semua
(Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978.
Fokus pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta
sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis
dan Simmet (1992):
a.
Mengurangi ketidaksamaan
kesehatan
b.
Perbaikan kesehatan melalui
usaha promotif dan preventif
c.
Partisipasi masyarakat
d.
Kerjasama yang baik
pemerintah dengan sektor lain yang terkait
e. Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan
kesehatan.
PHC adalah pelayanan pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada
praktek, ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta
teknologi universal yang dapat diperoleh oleh individu dan keluarga dalam
komunitas melalui partisipasi dan merupakan suatu value dalam masyarakat dan
negara yang mampu menjaga setiap langkah perkembangan berdasarkan kepercayaan
dan ketentuannya.
Dari model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep (WHO, 1998):
a. Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan
penyedia asuhan berdasarkan kebutuhan
b. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, dimana
pelayanan dapat memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus
disediakan dalam satu kesatuan (semua pelayanan dalam satu tempat).
c. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma, dapat menghasilkan
dan diatur, yaitu pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima
oleh masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan diatur secara efektif.
d. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan pemonitoran
pelayanan, yaitu penentuan asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua
komunitas dan kesehatan dipandang sebagai faktor yang berperan untuk
pengembangan selutuh lapisan masyarakat.
e. Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan pelayanan
kesehatan tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja teapi juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: perumahan, populasi lingkungan,
persediaan makanan dan metode pubikasi.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC,
delapan area ini adalah:
a. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode pencegahan
dan pengontrolannya.
b. Promosi kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang
layak.
c. Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
d. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
e. Imunisasi
f. Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik
g. Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
h. Persediaan obat-obat essensial (Morley, et.al, 1989)
4.
Model sistem maternitas di
komunitas yang ideal University of Southeer Queensland
a. Model kurikulum konseptual partnership dalam praktek kebidanan
berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar (Guiililand dan Pairman, 1995)
b. Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu
model kepedulian (model of care)
sebagai model filosogi prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat
berbagi pengalaman dalam proses persalinan
c. Persalinan merupakan proses yang sangat normal
d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang
bekerjasama dan saling menguntungkan
e. Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan
melainkan membantu wanita untuk mengambil keputusan sendiri
f. Konsep “wanita” dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan
tersebut, keluarga, kelompok dan budaya.
g. Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri,
mitranya atau keluarga, budaya/sub kultur bidan tersebut dan wewenang
professional bidan
h. Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan membawa
mereka sendiri sebagai manusia kedalam suatu hubungan partnership yang mana
akan mereka gunakan dalam teurapetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self
nursing, dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
i.
Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan padda prinship midwifery care berikut ini:
1)
Mengakui dan mendukung
adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa, fisik, dan lingkungan kultur
sosial (holism)
2)
Berasumsi bahwa mayoritas
kasus wanita yang bersalin dapat ditolong tanpa adanya intervensi
3)
Mendukung dan meningkatkan
proses persalinan alami tersebut
4)
Bidan menggunakan suatu
pendekatan pemecahan masalah dengan seni dan ilmu pengetahuan.
5)
Relationship-based dan
kesinambungan dalam motherhood
6)
Woman centered dan
bertukar pikiran antara wanita
7)
Kekuasaan wanita yaitu
berdasarkan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan suatu keputusan,
tetapi wanita mempunyai control atas keputusan terakhir mengenai keadaan diri
dan bayinya.
8)
Dibatasi oleh hukum dan
ruang lingkup praktek individu: dengan persetujuan wanita bidan merujuk
fassilitas pelayanan kesehatan yang lebuh berkualitas.
Hubungan antara wanita,
bidan dan dokter harus didasari oleh rasa hormat, timbal balik dan saling
percaya, bidan boleh mempertanyakan masalah medis atau perlindungan hukum bagi
wanita untuk alas anapapun, jika wanita tersebut tidak mampu berbicara atass
namanya sendirinya
Persepsi mahasiswa kebidanan ditentukan oleh bidan di bagian
pelayanan untuk mengantisipasi mahasiswa
dalam menghadapi kasus yang ditemukan di
dalam tim, praktek mahasiswa akan dibatasi oleh bidan dan akan mengajarkan beberapa
pelayanan khusus kebidananyang akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa , peran
perseptor akan semakin berkurang dalam praktek dan hanya akan menjadi penasehat
dan pendukung.
C.
Teori Model Kebidanan
1.
Ruper, lagan dan Tietney
Activity of living Model:
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model. Terdiri dari
5 elemen:
a.
Rentang Kehidupan
b.
Aktivitas Kehidupan
c.
Ketergantungan atau
kebebasan individu
d.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas individu
Dalam model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia
bebagaia proses kehidupan yaitu:
a.
Mempertahankan lingkungan
yang aman
b.
Komunikasi
c.
Bernafas
d.
Makanan dan minuman
e.
Eliminasi
f.
Berpakaian dan kebersihan
diri
g.
Pengaturan suhu tubuh
h.
Mobilisasi
i.
Bekerja dan bermain
j.
Seksualitas
k.
Tidur
2.
Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari Oream dan Kenderson, model terhadap asuhan
kebidanan, dimana dalam sistem perawatan ada 5 metode pemberian bantuan yaitu:
a.
Mengerjakan untuk
klien
b.
Membimbing klien
c.
Mendukung klien (secara
fisik dan psikologis)
d.
Menyediakan lingkungan yang
mendukung kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan massa akan
datang
e.
Mengajarkan klien
Peran bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan
sesuatu untuk membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model
ini menurut Methuen adalah sebagai bukti praktek pengkajian
kebidanan yang tidak didasarkan pada kerangka kerja dan tradisi manapun.
Sebagai dasarnya adalah kesehatan bukan kesakitan sehingga asuhan yang
diberikan efektif bagi ibu dan memberikan kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
3.
Roy Adaption Model
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960), sebagai dasarnya
makhluk bio-psiko-sosial yang berhubungan dengan lingkungan. Dikemukakan tiga macam
stimulasi yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu, yaitu:
a.
Vokal stimuli
Yaitu
stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya : kesehatan bayi akan
mempengaruhi ibu yang baru saja melakukan fungsinya.
b.
Kontekstual stimuli
Yaitu
faktor-faktor umum yang mempengaruhi wanita. Contohnya: kondisi kehidupan yang
buruk
c.
Residual stimuli
Yaitu
faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman dan sikap. Model kebidanan ini
berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistik).
4.
Neman Sistem Model
Yaitu model yang merupakan awl dari kesehatan individu dan
komunitass (sistem klien) yang di gambarkan sebagai pusat energi yang di
kelilingi oleh garis kekuatan dan pertahanan.
a.
Pusatnya adalah variable
fisiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
b.
Garis kekuatan adalah
kemampuan sistem klien untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c.
Garis pertahanan menunjukkan
status kesehatan umum dari individu.
D.
Teori
yang Mempengaruhi Model Kebidanan
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari
beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada. Model kebidanan
ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada
klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan
ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif. Teori yang mempengaruhi
model kebidanan adalah
a.
Teori Reva Rubin mengenai
pencapaian peran ibu.
b.
Teori Ramona Mercer mengenai
stress antepartum dan pencapaian peran ibu.
c.
Teori Ernestine Wiedenbach
mengenai model praktik kebidanan/keperawatan.
d.
Teori Ela Joy Lerhman dan
Morten
e.
Teori Jean Ball
PARADIGMA SEHAT DAN MIDWIFERY CARE
A. Paradigma Sehat
Dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu
PARADIGMA SEHAT.
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan
mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya
lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan
semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO
dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada
upaya promotif dan preventif.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan
tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1.
Dengan Paradigma sehat akan
merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan
reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya
upaya promotif dan preventif.
2.
Mengingat paradigma sehat
merupakan upaya untuk meningkaatkan
derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan
AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab
terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3.
Paradigma Sehat merupakan
suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat
sebagai model atau acuan.
Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi
atau MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :
1.
Kesehatan sebagai kebutuhan yang
bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena
merupakan keperluan dan bagian dari HAM.
2.
Kesehatan sebagai konsumtif
dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu investasi karena
menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi.
3.
Kesehatan hanya bersifat
penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan bagian
upaya pengembangan SDM berjangka panjang.
4.
Pelayanan kesehatan bukan
hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan
kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia seutuhnya.
5.
Pelayanan kesehatan
terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan terpadu.
6.
Kesehatan hanya jasmani
/fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup mental dan sosial.
7.
Fokus pada penyakit dirubah
menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung segmen/permintaan pasar.
8.
Sasaran pelayanan kesehatan
masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan tanggung jawab juga
masyarakat swasta (private).
9.
Kesehatan merupakan urusan
pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan juga menjadi urusan
swasta.
10.
Biaya kesehatan publik
subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama
pengguna jasa.
11.
Pembayaran biaya setelah
pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya dimuka
(JPKM).
12.
Kesehatan berfungsi sosial
dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi ekonomi.
13.
Pengaturan secara sentralis
dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi.
14.
Pengaturan secara top down
dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up.
15.
Birokratis dirubah menjadi
enterpreuner.
16. Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan
bahwa Kesehatan Kemitraan.
B. Midwifery Care
Midwifery care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa
persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
1.
Memahami bahwa kelahiran
anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis.
2.
Menggunakan cara-cara yang
sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa adanya indikasi sebelum berpaling keteknologi.
3.
Aman berdasarkan fakta dan
member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4.
Terpusat pada ibu, bukan
terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (sayang ibu).
5.
Menjaga privacy serta
kerahasiaan ibu.
6.
Membantu ibu agar merasa
aman, nyaman dan didukung secara emosional.
7.
Memastikan bahwa kaum ibu
mendapat informasi penjelasan dan konseling yang cukup.
8.
Mendorong ibu dan keluarga
agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan
mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan.
9.
Menghormati keyakinan agama
mereka.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial
keluarga ibu selama masa kelahiran anak.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.
Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :
1. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan
lingkungan kultur sosial
2. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa
intervensi
3. Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami
4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan
seni
5. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama
untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau
keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
6. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
7. Berprinsip Women Center Care
Macam-macam asuhan kebidanan:
1. Asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3. Asuhan kebidanan pada ibu nifas
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5. Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)
6. Asuhan kebidanan pada pelayanan KB
7. Asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar